Discclaimer : Naruto @Mashashi Kishimoto
Author : Suki Minami
MainChar : Akatsuki
Genre : Comedy, Drama
Genre : Comedy, Drama
Ujian praktek olahraga.
“Kita sudah memasuki ujian praktek. Pertama, saya akan uji
kemampuan kalian lari estafet. Kita bagi menjadi 5 kelompok. Satu kelompok
terdiri dari 2 orang. Deidara sama sasori (Dei girang, sasori pasrah). Itachi
sama kisame (keduanya saling peluk memeluk. Dua sejoli ini memang tak bisa dipisahkan -_-) Hidan sama Pein. Tobi sama zetsu. Dan konan sama kakuzu.”
“koq aku sama hidan sih? Gak mau ah!” pein protes sambil
mencak-mencak dan mengembungkan pipinya, kayak bocah yang pingin dibelikan lollipop.
“Tobi anak baik gak mau ama zetsu bu. Entar Tobi ditelen
lagi.” Tobi ngemut jempolnya sambil ngelirik zetsu yang sudah ngiler-ngiler, siap menyantapnya.
“Aku juga gak mau ama Kakuzu bu. Entar aku disuruh bayar
lagi?” konan ikutan protes.
“Yaudah tuker, Konan ama Tobi, Hidan ama zetsu, Kakuzu ama
pein. NO COMMENT!”
Pein ngambek. Sebenernya ia maunya partner-an ama Konan. Tapi mau gimana lagi? Takdir sudah menentukan
yang terbaik.
Ujan dimulai.
Di garis start : Kisame, dei, hidan, kakuzu, dan konan.
Di garis tengah
lapangan : Sasori, itachi, hidan, tobi, dan pein .
Dorrr!!!
Mereka yang
ada digaris start mulai lari begitu mendengar suara pistol sambil membawa tongkat kecil.
“Ayo… ayo… ayo…” masing-masing partner menyemangati-minus
Pein. Ketua gaje itu malah menyemangati partner orang.
“Konan-chan… semangat! Aku selalu mendukungmu…” teriaknya sambil menari ala cheerleader.
“Aiish,, bukannya kau kelompoknya kakuzu?” Tobi tak terima.
“Ahh, bodoh amat!”
Pein sok cuek.
Ujian telah selesai dan berjalan sukses.
^^^
Ujian praktek presentasi.
“Ayo, siapa yang mau presentasi duluan?” Tanya Tsunade pada
ke-10 murid tersayangnya. (kalo
gak sayang ngapain juga diajar murid yang
pada gaje semua itu? Turu ae po.o nek
omah, enak xD)
“saya, bu.” Kisame ngacungin jempol.
“Baik, silahkan langsung saja dimulai.”
“Baiklah teman-temanku yang kucintai dan kusayangi sebangsa
dan setanah air, langsung saja gak pekek basa basi, apalagi terasi. Saya mah
nggak doyan terasi, karena itu
langsung saja saya mulai, saya akan presentasi mengenai mapel alias mata
pelajaran yaitu Kewirausahaan…”
“Heh, Kisame. Enak aja loe bilang sebangsa? Loe pikir gue
ikan?” Itachi protes sampek keriputannya makin panjang.
Kisame nyesek.
“Ita-kun… teganya dirimu berkata seperti itu padaku. Kamu
gak inget? Kita tuh kalo kemana-mana selalu berdua. Pulang pergi kesekolah
berdua. Makan pun sepiring berdua.”
Kisame
buka aib.
Itachi terharu dan
teringat masa-masa ketika melakukan segala hal berdua. Ia mendekatinya
dan memegang pipinya. “Gomenne...
Aku tak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku, aku mohon.” Itachi mengusap lembut air mata dari pipi Kisame.
Tsunade dan all
Akatsuki terharu melihat drama queen ini (minus Konan). Wanita kertas
itu langsung muntah darah. Pein tanpa sadar main peluk orang yang disampingnya. Kesempatan hehe,
batinnya. (di pikirnya itu konan. Padahal Deidara).
Jelas cowok setengah cewek ini ngebales pelukan Pein. Bagi Dei dipeluk sang ketua adalah kesempatan
langkah. Konan muntah darah lagi.
“Kalian ngapain?” Tanya sasori, patah hati melihat Pein dan
Dei saling peluk memeluk.
KYAAAAAAAAAAAAAA….
Pein teriak sekenceng-kencengnya. Suaranya terdengar sampek
diruang kepsek. Kepsek Hanzo tidak kaget. Ia sudah hafal kalau ini kelakuan anak kelas 12A.
^^^
Doa Bersama.
“Anak-anak, Ujian Nasional alias UN kurang satu minggu
lagi. Agar kita diberi kekuatan dan kemudahan dalam mengerjakan soal-soal UN, maka hari ini kita mengadakan doa bersama
khusus kelas 12A.” kepala sekolah Hanzo
berpidato sedikit pada murid-muridnya.
“Pak, apa kita
dapat bocoran kunci jawaban?” teriak Sasori, tiba-tiba.
“Sebenarnya ada. Tapi udah bapak jual, nak. MUAHAAHAHAHAA…”
Hanzo keceplosan.
Ke-10 pemuda ini langsung menghajar Hanzo hingga almarhum.
^^^
Hari “H”.
Siswa kelas 12A masih diluar, karena ruang kelas masih
tersegel. Mereka cemas, khawatir, takut, nervous, bercampur jadi satu. Sang
wali kelas Tsunade berusaha menenangkan.
“Gimana nih, bu?” Tanya konan bingung, sampai bunga yang ada dikepalanya layu.
“Sudahlah, kalian jangan kayak orang susah napa?” jawab
Tsunade enteng.
“Nggak susah gimana bu? Bocoran jawaban itu mahal dan
sangat langkah. Tidak mudah mendapatkannya. Aku udah susah payah dapat gratis
dari temenku, tapi malah dijual sama
bapak Hanzo. Sekarang nasib kita
gimana, bu?” kakuzu menjelaskan panjang lebar sampai mengeluarkan air mata koin.
Tsunade mikir keras sampek kepalanya botak.
“kalian kerjakan saja dengan kemampuan
berpikir kalian masing-masing.
Jangan bergantung pada orang/hal lain. Dan yang paling penting adalah
doa.” Tsunade menasihati murid-muridnya yang entah ngerti apa enggak sama yang ia katakan.
“Maka, sebelum UN dimulai, mari kita berdoa. Hidan, kau
pimpin doa.”
“Siap bu. Teman-teman, mari kita berdoa sesuai agama dan
kepercayaan kita masing-masing. Berdoa selesai… eh, salah, maksudnya berdoa
mulai…”
Suasana anak kelas 12A yang biasanya gaje, kini berubah jadi power ranger (?) *plaaaakkkk,
maksud gue berubah jadi serius dan menegangkan. Coba aja kalo pak kepsek Hanzo
masih hidup ngeliat hal ini, pasti beliau terkejut melihat murid-muridnya. (Author berkabung)
(Hanzo : wooiii… gue belom mati, tauk. Awas loe kalo
ketemu, bakal gue bunuh lo!
Author : iye, ane tau. Tapi dlm cerita ini pura-puranya kau
udah mati-lah L
Hanzo : oke deh, tapi awas kalo lo sampek macem-macem.
Author : siap! J )
Ekheemm… kembali ke cerita.
Selesai UN.
10 siswa kelas 12 A ini tidak sabar nunggu pengumuman.
Hidan tak henti-hentinya memohon
pada dewa jashin. Itachi saking tegangnya, keriputannya makin memanjang.
Konan sibuk meremas-remas kertas, lalu dibuang,
meremas-remas kertas yang baru,
lalu dibuang lagi, sampai tong
sampah penuh dengan sampah kertas.
Wajah Pein yang mesum dan gaje, kini semakin gaje saking
nervousnya. Zetsu hitam dan zetsu putih berantem mulu.
“sudahlah, percuma kita gak akan lulus.” Kata zetsu hitam.
“optimis, bro! pengumuman belum muncul. Kita bukannya tidak
lulus tapi belum lulus.” Bantah zetsu putih, dengan gaya sok gaul.
Sasori memeluk boneka panda yang super gedhe untuk
menenangkan diri. Deidara gigit jari. Tobi mondar-mandir didepan kelas kayak orang autis.
Kakuzu dan kisame hanya duduk. Sesekali mereka berdiri.
Duduk lagi. Berdiri lagi. Begitu seterusnya.
^^^
10 jam kemudian.
Anak kelas 12A yang tadinya tertidur pules udah nyampek
jombang (?) tiba-tiba terbangun.
Madding sekolah dipenuhi murid-murid kelas 12 dari kelas berbeda-beda.
Pein dan kawan-kawan segera mendekat ke madding untuk
melihat hasilnya. Mereka mencari nama masing-masing…
…
…
…
…
“HOREEEEEEEEEE… KELAS 12A LULUS 100% !!!” Teriak mereka
serempak senada dan seirama bak tim paduan suara sambil melompat
setinggi-tingginya sampai tembus
ke atap, saking senangnya.
Sang ketua kelas Pein nari-nari gaje hingga jatuh dalam
selokan. Yang lainnya Cuma ngetawain. Pein jadi malu, mukanya merah kayak buah
tomat (buah tomat yang udah busuk
itu, lho!)
Tak lama kemudian, seseorang mengulurkan tangannya kearah
Pein, hendak membantunya berdiri. Ia menoleh dan terkejut.
“Ko… Konan-chan?” ujarnya, lantas membalas uluran tangan
Konan. Gadis itu tersenyum dan menarik tangan Pein, membantunya berdiri. Pein
ikut tersenyum. Lengkap sudah bahagia-nya hari ini.
END