Minggu, 09 November 2014

AKATSUKI : In The School Chapter 2

Discclaimer : Naruto @Mashashi Kishimoto
Author : Suki Minami
MainChar : Akatsuki
Genre : Comedy, Drama

Ujian praktek olahraga.
“Kita sudah memasuki ujian praktek. Pertama, saya akan uji kemampuan kalian lari estafet. Kita bagi menjadi 5 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 2 orang. Deidara sama sasori (Dei girang, sasori pasrah). Itachi sama kisame (keduanya saling peluk memeluk. Dua sejoli ini memang tak bisa dipisahkan -_-) Hidan sama Pein. Tobi sama zetsu. Dan konan sama kakuzu.”
“koq aku sama hidan sih? Gak mau ah!” pein protes sambil mencak-mencak dan mengembungkan pipinya, kayak bocah yang pingin dibelikan lollipop.
“Tobi anak baik gak mau ama zetsu bu. Entar Tobi ditelen lagi.” Tobi ngemut jempolnya sambil ngelirik zetsu yang sudah ngiler-ngiler, siap menyantapnya.
“Aku juga gak mau ama Kakuzu bu. Entar aku disuruh bayar lagi?” konan ikutan protes.
“Yaudah tuker, Konan ama Tobi, Hidan ama zetsu, Kakuzu ama pein. NO COMMENT!”
Pein ngambek. Sebenernya ia maunya partner-an ama Konan. Tapi mau gimana lagi? Takdir sudah menentukan yang terbaik.

Ujan dimulai.
Di garis start : Kisame, dei, hidan, kakuzu, dan konan.
Di garis tengah lapangan : Sasori, itachi, hidan, tobi, dan pein .
Dorrr!!!
Mereka yang ada digaris start mulai lari begitu mendengar suara pistol sambil membawa tongkat kecil.
“Ayo… ayo… ayo…” masing-masing partner menyemangati-minus Pein. Ketua gaje itu malah menyemangati partner orang.
“Konan-chan… semangat! Aku selalu mendukungmu…” teriaknya sambil menari ala cheerleader.
“Aiish,, bukannya kau kelompoknya kakuzu?” Tobi tak terima.
“Ahh, bodoh amat!” Pein sok cuek.
Ujian telah selesai dan berjalan sukses.

^^^

Ujian praktek presentasi.
“Ayo, siapa yang mau presentasi duluan?” Tanya Tsunade pada ke-10 murid tersayangnya. (kalo gak sayang ngapain juga diajar murid yang pada gaje semua itu? Turu ae po.o nek omah, enak xD)
“saya, bu.” Kisame ngacungin jempol.
“Baik, silahkan langsung saja dimulai.”
“Baiklah teman-temanku yang kucintai dan kusayangi sebangsa dan setanah air, langsung saja gak pekek basa basi, apalagi terasi. Saya mah nggak doyan terasi, karena itu langsung saja saya mulai, saya akan presentasi mengenai mapel alias mata pelajaran yaitu Kewirausahaan…”
“Heh, Kisame. Enak aja loe bilang sebangsa? Loe pikir gue ikan?” Itachi protes sampek keriputannya makin panjang.
Kisame nyesek.
“Ita-kun… teganya dirimu berkata seperti itu padaku. Kamu gak inget? Kita tuh kalo kemana-mana selalu berdua. Pulang pergi kesekolah berdua. Makan pun sepiring berdua.”  Kisame buka aib.
Itachi terharu dan teringat masa-masa ketika melakukan segala hal berdua. Ia mendekatinya dan memegang pipinya. “Gomenne... Aku tak bermaksud menyakitimu. Maafkan aku, aku mohon.” Itachi mengusap lembut air mata dari pipi Kisame.
Tsunade dan all Akatsuki terharu melihat drama queen ini (minus Konan). Wanita kertas itu langsung muntah darah. Pein tanpa sadar main peluk orang yang disampingnya. Kesempatan hehe, batinnya. (di pikirnya itu konan. Padahal Deidara).
Jelas cowok setengah cewek ini ngebales pelukan Pein. Bagi Dei dipeluk sang ketua adalah kesempatan langkah. Konan muntah darah lagi.
“Kalian ngapain?” Tanya sasori, patah hati melihat Pein dan Dei saling peluk memeluk.
KYAAAAAAAAAAAAAA….
Pein teriak sekenceng-kencengnya. Suaranya terdengar sampek diruang kepsek. Kepsek Hanzo tidak kaget. Ia sudah hafal kalau ini kelakuan anak kelas 12A.

^^^

Doa Bersama.
“Anak-anak, Ujian Nasional alias UN kurang satu minggu lagi. Agar kita diberi kekuatan dan kemudahan dalam mengerjakan soal-soal UN, maka hari ini kita mengadakan doa bersama khusus kelas 12A.” kepala sekolah Hanzo berpidato sedikit pada murid-muridnya.
“Pak, apa kita dapat bocoran kunci jawaban?” teriak Sasori, tiba-tiba.
“Sebenarnya ada. Tapi udah bapak jual, nak. MUAHAAHAHAHAA…” Hanzo keceplosan.
Ke-10 pemuda ini langsung menghajar Hanzo hingga almarhum.

^^^

Hari “H”.
Siswa kelas 12A masih diluar, karena ruang kelas masih tersegel. Mereka cemas, khawatir, takut, nervous, bercampur jadi satu. Sang wali kelas Tsunade berusaha menenangkan.
“Gimana nih, bu?” Tanya konan bingung, sampai bunga yang ada dikepalanya layu.
“Sudahlah, kalian jangan kayak orang susah napa?” jawab Tsunade enteng.
“Nggak susah gimana bu? Bocoran jawaban itu mahal dan sangat langkah. Tidak mudah mendapatkannya. Aku udah susah payah dapat gratis dari temenku, tapi malah dijual sama bapak Hanzo. Sekarang nasib kita gimana, bu?” kakuzu menjelaskan panjang lebar sampai mengeluarkan air mata koin.
Tsunade mikir keras sampek kepalanya botak.
“kalian kerjakan saja dengan kemampuan berpikir kalian masing-masing. Jangan bergantung pada orang/hal lain. Dan yang paling penting adalah doa.” Tsunade menasihati murid-muridnya yang entah ngerti apa enggak sama yang ia katakan.
“Maka, sebelum UN dimulai, mari kita berdoa. Hidan, kau pimpin doa.”
“Siap bu. Teman-teman, mari kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa selesai… eh, salah, maksudnya berdoa mulai…”
Suasana anak kelas 12A yang biasanya gaje, kini berubah jadi power ranger (?) *plaaaakkkk, maksud gue berubah jadi serius dan menegangkan. Coba aja kalo pak kepsek Hanzo masih hidup ngeliat hal ini, pasti beliau terkejut melihat murid-muridnya. (Author berkabung)
(Hanzo : wooiii… gue belom mati, tauk. Awas loe kalo ketemu, bakal gue bunuh lo!
Author : iye, ane tau. Tapi dlm cerita ini pura-puranya kau udah mati-lah L
Hanzo : oke deh, tapi awas kalo lo sampek macem-macem.
Author : siap! J  )

Ekheemm… kembali ke cerita.

Selesai UN.
10 siswa kelas 12 A ini tidak sabar nunggu pengumuman. Hidan tak henti-hentinya memohon pada dewa jashin. Itachi saking tegangnya, keriputannya makin memanjang.
Konan sibuk meremas-remas kertas, lalu dibuang, meremas-remas kertas yang baru, lalu dibuang lagi, sampai tong sampah penuh dengan sampah kertas.
Wajah Pein yang mesum dan gaje, kini semakin gaje saking nervousnya. Zetsu hitam dan zetsu putih berantem mulu.
“sudahlah, percuma kita gak akan lulus.” Kata zetsu hitam.
“optimis, bro! pengumuman belum muncul. Kita bukannya tidak lulus tapi belum lulus.” Bantah zetsu putih, dengan gaya sok gaul.
Sasori memeluk boneka panda yang super gedhe untuk menenangkan diri. Deidara gigit jari. Tobi mondar-mandir didepan kelas kayak orang autis.
Kakuzu dan kisame hanya duduk. Sesekali mereka berdiri. Duduk lagi. Berdiri lagi. Begitu seterusnya.

^^^

10 jam kemudian.
Anak kelas 12A yang tadinya tertidur pules udah nyampek jombang (?) tiba-tiba terbangun.
Madding sekolah dipenuhi murid-murid kelas 12 dari kelas berbeda-beda.
Pein dan kawan-kawan segera mendekat ke madding untuk melihat hasilnya. Mereka mencari nama masing-masing…
“HOREEEEEEEEEE… KELAS 12A LULUS 100% !!!” Teriak mereka serempak senada dan seirama bak tim paduan suara sambil melompat setinggi-tingginya sampai tembus ke atap, saking senangnya.
Sang ketua kelas Pein nari-nari gaje hingga jatuh dalam selokan. Yang lainnya Cuma ngetawain. Pein jadi malu, mukanya merah kayak buah tomat (buah tomat yang udah busuk itu, lho!)
Tak lama kemudian, seseorang mengulurkan tangannya kearah Pein, hendak membantunya berdiri. Ia menoleh dan terkejut.

“Ko… Konan-chan?” ujarnya, lantas membalas uluran tangan Konan. Gadis itu tersenyum dan menarik tangan Pein, membantunya berdiri. Pein ikut tersenyum. Lengkap sudah bahagia-nya hari ini.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar