Minggu, 09 November 2014

AKATSUKI : In The school Chapter 1

Discclaimer : Naruto @Mashashi Kishimoto
Author : Suki Minami
MainChar : Akatsuki
Genre : Comedy, Drama

Happy Reading^^

Teeng… Teeng… Teeng…
Lonceng berbunyi. Murid-murid Katsu High School serempak masuk ke kelas masing-masing.
Sementara itu dikelas 12 A murid-murid masih berkeliaran diluar. Maklum, dikelas itu gak ada wali kelasnya. Guru-gurupun pada males ngajar disana. Lihat aja, kelakuan mereka. Si topeng lollipop nan autis Tobi, asyik ngajakin ngomong semut yang berbaris di tembok.
Pemuda setengah wanita Deidara sibuk memoleskan make up ke wajahnya. Kisame latihan renang bareng temen-temen ikannya di kolam ikan (padahal belom waktu nya pelajaran renang -_-).
Itachi mojok, galau berat karena gak ada yang ngambilin raport untuknya (rasain! Mangkanya, sebelum lu bunuh keluarga lo mikir dulu napa, ntar sapa yang ngambilin lo raport? *dibunuh itachi* )
Sasori latihan wayang golek. Zetsu hitam dan zetsu putih pada saingan karna sama2 naksir ama seorang guru perfect yang ngajar dikelas sebelah. Hidan memohon pada dewa jashin, semoga ia dan teman-temannya yang pada gaje semua itu bisa lulus nantinya.
Kakuzu sibuk ngitung duit kas. Banyak yang gak bayar duit kas. Termasuk Pein, tunggakannya numpuk.
Sementara itu sang ketua kelas Pein, malah godain Konan. Konan yang digodain cuek aja.

^^^

Tiba-tiba anak-tiba kelas 12 A digegerkan(?) oleh datangnya seorang wanita asing yg agak tua namun cantik, rambutnya pirang, body-nya seksi, bohAY, aduhAY, (lebAY xD ).
“Masuk atau kubunuh kalian!!!!” bentak wanita itu. Tak ada yang menghiraukan.
“Eh, nenek lampir. Ganggu aja, orang lagi pacaran juga.” Bantah Pein sambil mencolek dagu Konan.
“Enak aja lo ngomong, gue bukan pacar lo tau.” Konan menghajar wajah Pein sampek bonyok.
“Lu siapa sih un? Guru baru ya? Mending pergi aja deh un. Daripada entar galau. Iya nggak, guys?!” sahut Dei. Yang lainnya ketawa ngakak.
“HUUAAAHAHAHAHAA…”
“MASUUUUUUUUKKKKKK!!!!!!!!!!!!”
Wanita itu menghentakkan kakinya ke tanah. Sekali hentakan, terjadi gempa yang dahsyat hingga menewaskan ribuan orang .
Anak kelas 12 A langsung terjatuh semua. Mereka ketakutan dan segera masuk kekelas.

^^^

HENING.

“Saya adalah wali kelas kalian yang baru. Nama saya Tsunade.” Kata bu guru baru Tsunade.
“Kita absen dulu.” Tsunade mulai mengabsen murid-muridnya. Ia merasakan ada sesuatu yg mengganjal (Mungkin ada batu yg terselip di sepatunya *Tsunade mengecek sepatunya. Tidak ada apapun. Sepatu yg satunya. Tidak ada apapun pula. Oh, berarti Author salah mengira xD)
Ekheemm… baik kembali ke cerita. Tsunade mengabsen muridnya satu persatu.
“Pein.”
“Hadir, bu.”
“Itachi.”
“Hadir, bu.”
“Konan.”
“Hadir, bu.”
“Marni.”
“keluar bu.”
“sumini.”
“keluar bu.”
“Bambang.”
“keluar bu.”
“…”
“...”
“…”
“…”
“Lha, koq banyak yg keluar?” Tanya Tsunade heran.
“Ada yg keluar karena hamil duluan, ada yang keluar karena mati bunuh diri, ada juga yang keluar gara-gara gak kuat liat ketua kelas yg mukanya surem (dipelototin Pein). Blaa… blaa… blaaa…” Tobi menjelaskan dengan panjang lebar sampek ludahnya keluar semua membanjiri kelas 12A.
“Jadi dikelas ini muridnya Cuma 10 orang?”
Mereka mengangguk dengan serempak.
“Yang masih bertahan dikelas ini orangnya cakep-cakep kan bu?” Tanya Pein, pasang wajah babyface. (Tsunade membatin : GAK BLAS! *sambil muntah-muntah).

^^^

“Hari ini kita belajar matematika.” Kata bu guru Tsunade.
“Materinya tentang Mean, Median, dan Modus. Siapa diantara kalian yg mau nyoba ngerjain? Nanti saya ajarin.”
“Pein jago modus, bu.” Teriak Itachi yang langsung dijitak ama Pein.
“Enak aja, elu tuh tukang modus. Semua cewek elu dimodusin. Emak sendiri pun dimodusin. Durhaka, lu.” Pein membantah.
“Gue gak pernah modusin cewek. Mereka aja yg langsung terpesona tiap liat ketampanan gue.” Itachi tebar pesona mukanya yg keriput, tampak bintang-bintang disekitar wajahnya seperti di iklan-iklan.
“Ganteng dari mananya? Gantengan juga gue.” Pein tak mau kalah.
“…”
“…”
Terjadi-lah perdebatan antara Itachi dan Pein. Kisame langsung turun tangan belain pujaan hatinya si Itachi.
Tsunade cuma sweatdrop.
“Ekheemm… anak-anak, kita ganti materi saja. Kita belajar pecahan.” Kata Tunade.
“Dei-chan.” Tsunade memanggil Deidara. Yang dipanggil segera maju kedepan sambil menunduk, malu-malu kucing.
“Iya bu?” Dei pasang tampang sok manis. (padahal gak manis sama sekali)
“ ½ ditambah ½ berapa Dei-chan?”
“Nnnggg… Satu bu.” Jawab Dei masih malu-malu.
“SALAH! Konan tau?” Tsunade mengalihkan pertanyaan pada Konan.
“Jawabannya satu, bu.” Jawab Konan.
“udah dibilang salah. Sasori?”
“Satu bu.”
“Hidan?”
“Demi Dewa Jasin, jawabannya satu.”
“SALAAAHH! KALIAN SEMUA SALAH.” Tsunade naik pitam karena menurutnya jawaban murid-muridnya salah semua.
“Lho bu, jawaban mereka kan betul koq disalahin semua?” Pein tak terima. Padahal aslinya dia gak tau jawabannya yang betul apa.
“kalian semua payah. Masa’ gitu aja gak bisa. ½ ditambah jelas sekali jawabannya 2/4.” Jelas Tsunade.
“HAAH???“
“DI LARANG PROTES!!!!!” Tak ada yang berani protes kalau tidak mau dibunuh bu guru Tsunade.
Kakuzu ngitung jarinya. Sesekali ia garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. (Kakuzu mbatin : ini yg bego’ muridnya atau gurunya?)

^^^

BRUUUUUKKKK!!!!!!!!!!!!!!
Tsunade menghentakkan kedua tangannya di meja. Kesal.
“Anak-anak kelas 12A benar-benar gak bisa diatur.” Tsunade mengeluh pada pak kepsek.
Hanzo (disini Hanzo sebagai bapak kepsek, hehe xD) menghisap rokoknya.
“padahal Ujian Nasional tinggal beberapa bulan saja. Kalo dibiarin, bisa-bisa mereka nggak lulus. Dan nama baik Katsu Hight School akan tercemar.”
“Lalu kita harus bagaimana pak kepala sekolah?”
“Hmm… “ Hanzo mikir keras (emang bisa mikir ya pak? *dibunuh Hanzo).
“Ibu perketat saja mereka. Kalau sampek ada yg melanggar bunuh saja nggak pa-pa.” Jelas KepSek Hanzo.
“Siap pak!”

^^^

Keesokan harinya, KepSek Hanzo berjalan-jalan keliling, memantau perkembangan murid-muridnya.
Ketika berhenti dikelas 12A, ia terkejut melihat ke-10 muridnya memakai seragam yg tidak wajar. Baju yang mereka pakai kekecilan dan ketat, membuat bagian tubuh mereka terlihat.
“Lho? Kenapa baju kalian mengkerut kayak gitu?” Tanya kepsek Hanzo.
“Ano… kami disuruh bu guru Tsunade, pak. Katanya, kalo kami melanggar kami akan dibunuh. Bu guru Tsunade kan tenaga-nya kuat sekali pak.” Jelas Deidara, matanya berkaca-kaca mau nangis.
Kepsek Hanzo memanggil Tsunade dan meminta penjelasan.
“Lha! Pak kepsek gimana toh? Katanya saya disuruh memperketat mereka pak? Saya kan sudah menjalankan perintah bapak?” Jawab Tsunade dengan polosnya.
(Hanzo membatin : makin hancur ini kelas 12A. gurunya yang ngajar aja gak jelas gini).
“Pak kepsek, bapak sedang memikirkan apa pak?” Tanya Tsunade, pasang tampang horror. Hanzo langsung ngibrit karna takut dihajar.

^^^

“Hari ini mapel kita IPA. Kalian catat apa yg saya tulis dipapan, oke?!”
“Siap bu!”
Tsunade mulai mengambil spidol dan menggoreskannya ke papan. Tiba-tiba tintanya muncrat mengenai mukanya dan juga mengotori papan. Murid-murid menahan tawa.
“Sini bu, biar saya bersihin muka ibu.” Konan mengelap muka Tsunade dengan kertas yang ia ambil dari bagian tubuhnya.
“Makasih manis.” Tsunade menahan amarahnya karna ternyata ada murid yg perhatian juga terhadapnya.
“Inikah spidol terbaik yang kalian punya?”
Anak-anak ngangguk dengan kompak secara pelan-pelan, karena takut.
“Penghapus mana penghapus?”
“Gak punya bu.” Jawab anak-anak serempak senada dan seirama bak paduan suara.
“Ano… kami biasanya pakek ini.” Lagi-lagi Konan memberikan kertas pada Tsunade. (Tsunade membatin : dasar sekolah gak bermodal)
“kalo perlengkapan kelas kalian kayak gini beli donk, pakek duit kas. Bendahara mana bendahara?”
Kakuzu ngacungin jarinya tinggi-tinggi sampai ketiaknya kelihatan. Ia menunjukkan daftar kas pada Tsunade.
Tsunade kaget sampek jantungan.
“kosong?”
“Mmmm… anu… itu… anak-anak gak ada yang mau bayar bu.” Kakuzu ketakutan. Badannya yang kekar tiba-tiba mengkerut jadi kuyuz kyempeng. Yang lainnya melototin kakuzu.
“kalian ini. Ayo bayar duit kas.” Tsunade marah-marah, suaranya terdengar sampai diruang kepsek yang jaraknya 10 km dari kelas 12A. kepsek Hanzo Cuma ngelus dada. Tak apalah, Cuma dia satu-satunya guru yg bisa menaklukkan anak-anak kelas 12A yang super resek itu.
Dibentak kayak gitu, murid-murid langsung nunduk, ketakutan –minus kakuzu- sang bendahara itu malah ngetawain teman-temannya.
Mendengar suara tawa yang aneh, Tsunade menoleh dan melototin kakuzu.
“Kamu juga bayar!”
“Lha, bu? Koq saya disuruh bayar juga? Saya kan bendahara?”

“Sudah, jangan protes!!”

-tbc-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar